nanonesia.id – Diabetes tipe 2 adalah salah satu penyakit tidak menular yang paling banyak ditemukan di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Berdasarkan survei terbaru yang dilakukan oleh Sun Life, dampak finansial dari penyakit ini ternyata sangat signifikan, baik bagi pasien maupun sistem kesehatan secara keseluruhan. Survei ini menggambarkan bagaimana biaya yang terkait dengan pengelolaan diabetes tipe 2 memberikan beban berat bagi individu, keluarga, dan bahkan masyarakat luas.
Survei yang melibatkan ribuan responden di beberapa negara ini menunjukkan bahwa penderita diabetes tipe 2 harus mengeluarkan biaya yang tidak sedikit untuk perawatan dan pengobatan. Biaya utama berasal dari pembelian obat-obatan, biaya konsultasi dengan dokter, serta biaya untuk pemeriksaan rutin. Dalam banyak kasus, pasien diabetes tipe 2 juga harus menjalani terapi jangka panjang yang membutuhkan biaya yang berkelanjutan. Survei Sun Life mengungkapkan bahwa beban finansial ini sering kali mengganggu stabilitas ekonomi pasien dan keluarga mereka.
Selain biaya langsung, survei juga mencatat adanya dampak tidak langsung yang cukup besar, seperti kehilangan produktivitas akibat ketidakhadiran dari pekerjaan. Pasien diabetes tipe 2 sering kali mengalami komplikasi yang mengharuskan mereka untuk cuti sakit atau bahkan berhenti bekerja, yang berujung pada hilangnya pendapatan. Hal ini menjadi masalah serius, terutama bagi mereka yang bekerja di sektor informal atau tidak memiliki asuransi kesehatan yang memadai.
Berdasarkan hasil survei, hampir 40% responden melaporkan bahwa mereka harus mengeluarkan sebagian besar penghasilan mereka untuk biaya pengobatan diabetes. Ini menunjukkan bahwa bagi sebagian besar penderita, diabetes tipe 2 tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik, tetapi juga memengaruhi kestabilan finansial keluarga mereka. Dengan meningkatnya angka penderita diabetes, beban finansial ini diperkirakan akan semakin berat di masa depan, khususnya di negara-negara berkembang seperti Indonesia.
Selain itu, survei Sun Life juga mengungkapkan bahwa banyak penderita diabetes tipe 2 yang tidak memiliki perlindungan asuransi yang memadai untuk menutupi biaya pengobatan mereka. Banyak dari mereka yang harus mengandalkan tabungan pribadi atau bantuan dari keluarga untuk membayar biaya yang tidak terduga ini. Bahkan, ada yang terpaksa meminjam uang atau menjual aset pribadi untuk menutupi pengeluaran medis mereka. Hal ini menggambarkan betapa krusialnya akses terhadap asuransi kesehatan yang komprehensif bagi pasien diabetes.
Peningkatan kesadaran tentang pentingnya pengelolaan diabetes secara dini juga menjadi salah satu poin utama yang ditekankan dalam survei tersebut. Dengan pengelolaan yang tepat dan pengobatan yang teratur, penderita diabetes tipe 2 dapat mengurangi risiko komplikasi yang lebih serius, seperti kerusakan ginjal, gangguan penglihatan, dan penyakit jantung, yang bisa meningkatkan biaya pengobatan secara signifikan. Oleh karena itu, edukasi tentang gaya hidup sehat dan pemantauan kesehatan yang lebih baik sangat penting untuk menekan biaya jangka panjang yang harus dikeluarkan oleh penderita diabetes.
Survei ini juga menyoroti pentingnya dukungan dari pemerintah dan sektor swasta dalam menyediakan akses ke pengobatan yang lebih terjangkau dan memperbaiki akses terhadap layanan kesehatan yang berkualitas. Pemerintah diharapkan dapat meningkatkan kebijakan yang mendukung pencegahan dan pengelolaan diabetes tipe 2, serta mendorong lebih banyak perusahaan untuk menawarkan program asuransi kesehatan yang mencakup penyakit kronis seperti diabetes.
Dengan semakin banyaknya data yang menunjukkan dampak finansial yang besar, survei Sun Life ini diharapkan dapat mendorong perhatian lebih besar dari masyarakat dan pihak berwenang dalam menangani masalah diabetes tipe 2. Upaya bersama antara pemerintah, sektor swasta, dan individu sangat diperlukan untuk mengurangi dampak finansial yang ditimbulkan oleh penyakit ini, sekaligus meningkatkan kualitas hidup penderita diabetes tipe 2.