Kisah Terusan Panama: Perjuangan Panama Mengambil Kembali Kendali dan Ambisi Trump untuk Merebutnya

nanonesia.id – Sejarah panjang Terusan Panama adalah cerita tentang perjuangan politik, ekonomi, dan ketegangan internasional yang melibatkan dua negara besar, Panama dan Amerika Serikat. Pada tahun 1999, Panama akhirnya mendapatkan kembali kendali penuh atas Terusan Panama, setelah lebih dari 80 tahun berada di bawah kontrol AS. Namun, di bawah kepemimpinan Donald Trump, muncul kembali ketertarikan untuk merebut terusan tersebut. Dalam artikel ini, kita akan membahas bagaimana Panama merebut kembali terusan itu, dan mengapa Trump memiliki ambisi untuk menguasainya lagi.

Sejarah Penguasaan Terusan Panama oleh AS: Awal dari Ketegangan

Pada awal abad ke-20, Amerika Serikat memandang Terusan Panama sebagai kunci untuk memperkuat posisinya dalam perdagangan global dan pengaruh militer di kawasan Amerika Latin. Terusan ini menghubungkan Samudra Atlantik dengan Samudra Pasifik, yang menjadikannya jalur pelayaran vital untuk kapal-kapal yang ingin menghindari perjalanan panjang mengelilingi ujung selatan Amerika Selatan.

Pada tahun 1903, Amerika Serikat berhasil memperoleh hak untuk membangun dan mengoperasikan Terusan Panama melalui Perjanjian Hay-Bunau-Varilla. Sebagai bagian dari kesepakatan ini, Panama, yang saat itu masih merupakan bagian dari Kolombia, memperoleh kemerdekaannya dengan bantuan AS. Sejak saat itu, Terusan Panama berada di bawah kontrol Amerika Serikat, meskipun situasi ini tidak selalu diterima dengan baik oleh warga Panama yang merasa dirugikan.

Kembalinya Kendali Panama atas Terusan: Perjanjian Torrijos-Carter

Setelah lebih dari 80 tahun di bawah kendali AS, akhirnya ada perubahan signifikan pada akhir abad ke-20. Pada tahun 1977, perjanjian Torrijos-Carter ditandatangani antara Presiden Panama Omar Torrijos dan Presiden AS Jimmy Carter. Perjanjian ini menyepakati bahwa Amerika Serikat akan menyerahkan kendali penuh atas Terusan Panama kepada Panama pada tahun 1999. Proses ini berlangsung dalam dua tahap: pertama, pengalihan pengelolaan terusan kepada Panama pada tahun 1989, diikuti dengan penyerahan sepenuhnya pada 31 Desember 1999.

Perjanjian Torrijos-Carter dianggap sebagai langkah penting dalam memperbaiki hubungan antara Panama dan AS. Meskipun demikian, proses transisi ini tidak mudah dan sempat menimbulkan ketegangan. Banyak warga Panama merasa bahwa negara mereka harus memperoleh kontrol penuh lebih cepat, sementara sebagian warga AS khawatir tentang keamanan dan pengelolaan terusan setelah penyerahan.

Mengapa Trump Ingin Merebut Kembali Terusan Panama?

Setelah terjadinya transisi penguasaan Terusan Panama pada tahun 1999, isu mengenai penguasaan terusan tersebut sempat mereda. Namun, pada masa pemerintahan Donald Trump, isu ini kembali mencuat. Trump, yang dikenal dengan kebijakan luar negerinya yang nasionalistik, pernah mengungkapkan ketertarikan untuk “mendapatkan kembali” Terusan Panama sebagai bagian dari visinya untuk memperkuat dominasi ekonomi dan geopolitik AS.

Salah satu alasan utama mengapa Trump tertarik untuk merebut kembali terusan ini adalah karena nilai strategis dan ekonomi yang sangat besar. Terusan Panama adalah jalur perdagangan global yang sangat penting. Pengendalian atas terusan ini akan memberikan keuntungan besar dalam hal kontrol perdagangan internasional dan memperkuat posisi AS sebagai kekuatan global.

Trump juga memiliki pandangan yang kuat mengenai pentingnya mempertahankan pengaruh AS di wilayah Amerika Latin, yang dianggapnya semakin lemah. Dengan terusan yang berada di bawah kendali Panama, Trump merasa bahwa AS kehilangan kekuatan dan akses langsung ke jalur pelayaran yang sangat vital. Hal ini mungkin menjadi alasan mengapa Trump pernah mempertimbangkan langkah-langkah untuk mendapatkan kembali kontrol atas Terusan Panama.

Reaksi Dunia terhadap Ambisi Trump

Ambisi Trump untuk merebut kembali Terusan Panama menimbulkan reaksi keras dari berbagai pihak. Banyak yang menganggap langkah tersebut sebagai upaya untuk menghidupkan kembali kebijakan imperialisme AS di kawasan yang telah lama merdeka. Selain itu, tindakan semacam itu dapat merusak hubungan diplomatik yang telah dibangun dengan Panama dan negara-negara lain di kawasan tersebut.

Panama, di sisi lain, telah berhasil membangun ekonomi yang lebih stabil dan lebih independen sejak memperoleh kembali kendali atas terusan. Negara ini telah memanfaatkan Terusan Panama untuk memperkuat posisi ekonominya, menarik investasi asing, dan meningkatkan hubungan perdagangan dengan berbagai negara. Oleh karena itu, upaya Trump untuk merebut kembali terusan tersebut akan menghadapi tantangan besar, baik dari segi diplomatik maupun politik.

Apa yang Akan Terjadi Jika Terusan Panama Kembali ke AS?

Jika Trump atau pemerintah AS berhasil merebut kembali Terusan Panama, dampaknya akan sangat besar bagi hubungan internasional dan ekonomi global. Terusan ini akan kembali berada di bawah kontrol negara adidaya yang memiliki kekuatan besar dalam menentukan jalur perdagangan internasional. Hal ini berpotensi merubah peta ekonomi global, terutama dalam hal pengaruh AS terhadap perdagangan maritim.

Namun, pengambilalihan terusan ini tidak akan berjalan mulus. Selain tantangan diplomatik yang sangat besar, kemungkinan adanya reaksi keras dari negara-negara Latin Amerika dan komunitas internasional juga harus diperhitungkan. Banyak negara yang mendukung prinsip-prinsip kedaulatan negara dan mungkin melihat upaya tersebut sebagai ancaman terhadap integritas wilayah Panama.

Kesimpulan: Masa Depan Terusan Panama

Perjuangan Panama untuk merebut kembali Terusan Panama dari Amerika Serikat pada akhir abad ke-20 merupakan simbol dari kedaulatan dan kemerdekaan negara tersebut. Meskipun perjanjian telah disepakati dan proses transisi berjalan dengan lancar, ketertarikan Donald Trump untuk merebut kembali terusan ini menambah lapisan baru dalam sejarahnya. Bagaimana masa depan Terusan Panama akan berkembang sangat bergantung pada dinamika politik global dan bagaimana negara-negara besar, termasuk AS dan Panama, menyikapi masalah ini di masa depan.

Leave a Comment

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *