nanonesia.id – Bandara Komodo di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, ditutup sementara akibat erupsi Gunung Lewotobi yang terjadi baru-baru ini. Penutupan bandara ini mengganggu aktivitas penerbangan dan menambah daftar panjang tantangan yang dihadapi kawasan pariwisata ini, mengingat Labuan Bajo merupakan destinasi wisata internasional yang ramai dikunjungi.
Erupsi Gunung Lewotobi memuntahkan abu vulkanik yang cukup tebal, sehingga membahayakan penerbangan di area tersebut. Pihak otoritas penerbangan mengeluarkan keputusan untuk menutup Bandara Komodo guna menghindari kecelakaan yang disebabkan oleh visibilitas rendah dan potensi kerusakan pada pesawat akibat abu vulkanik. Keputusan ini diambil setelah pihak berwenang melakukan evaluasi kondisi erupsi dan mempertimbangkan keselamatan penerbangan.
Penutupan Bandara Komodo ini berdampak besar terhadap sektor pariwisata yang selama ini menjadi sumber pendapatan utama bagi masyarakat setempat. Banyak wisatawan yang harus menunda perjalanan mereka, sementara penerbangan yang sudah dijadwalkan terpaksa dibatalkan. Dampak lebih lanjut dirasakan oleh industri perhotelan, transportasi lokal, dan sektor-sektor lainnya yang bergantung pada kedatangan wisatawan.
Pemerintah setempat dan otoritas penerbangan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk memastikan bahwa situasi ini dapat ditangani dengan cepat. Upaya pembersihan abu vulkanik di sekitar bandara pun terus dilakukan, sembari memantau kondisi Gunung Lewotobi yang terus menunjukkan aktivitas vulkanik. Pihak berwenang juga menghimbau masyarakat dan wisatawan untuk tetap tenang dan mengikuti perkembangan terbaru terkait situasi ini.
Sementara itu, pihak berwenang terus memperbarui informasi mengenai status operasional bandara dan keamanan penerbangan. Bagi wisatawan yang terjebak akibat penutupan bandara, pihak hotel dan agen perjalanan berusaha memberikan solusi penginapan sementara, serta pengaturan ulang jadwal penerbangan setelah situasi membaik.
Gunung Lewotobi, yang terletak di Pulau Lembata, Nusa Tenggara Timur, telah beberapa kali menunjukkan tanda-tanda aktivitas vulkanik. Masyarakat di sekitar kaki gunung diimbau untuk tetap waspada dan mengikuti instruksi dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Pihak berwenang berjanji akan terus memantau perkembangan situasi dan memastikan keselamatan warga serta pengunjung di wilayah tersebut.