Longsor di Berastagi Telan Sembilan Korban Jiwa

nanonesia.id – Musibah tanah longsor di Berastagi, Sumatera Utara, telah menewaskan sembilan orang, menurut laporan terbaru dari tim penyelamat. Longsor terjadi setelah hujan deras mengguyur wilayah tersebut dalam beberapa hari terakhir, menyebabkan material tanah dan batu menimpa pemukiman warga di daerah rawan.

Bencana ini dilaporkan terjadi pada malam hari, saat sebagian besar korban sedang berada di rumah mereka. Tim gabungan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), TNI, Polri, dan relawan setempat telah bekerja keras melakukan evakuasi dan pencarian korban sejak pagi. Hingga kini, beberapa orang dilaporkan masih hilang, sementara puluhan lainnya mengalami luka-luka dan dilarikan ke rumah sakit terdekat.

Kepala BPBD Sumatera Utara menyatakan bahwa curah hujan tinggi yang berlangsung selama seminggu terakhir menjadi faktor utama pemicu longsor ini. Kondisi geografis Berastagi yang berada di lereng bukit menambah risiko terjadinya longsor, terutama di kawasan pemukiman yang tidak memiliki perlindungan vegetasi memadai.

Pemerintah daerah telah menetapkan status tanggap darurat untuk memprioritaskan penanganan korban dan pemulihan kawasan terdampak. Dapur umum, posko pengungsian, dan layanan medis telah didirikan untuk membantu ratusan warga yang kehilangan tempat tinggal. Selain itu, upaya pemulihan seperti pembersihan puing-puing dan perbaikan akses jalan terus dilakukan agar kehidupan masyarakat dapat kembali normal.

Salah satu warga yang selamat menceritakan detik-detik saat longsor terjadi. “Kami mendengar suara gemuruh dari bukit, dan tidak lama kemudian tanah mulai bergerak. Saya langsung membawa keluarga keluar, tetapi sayangnya beberapa tetangga tidak sempat menyelamatkan diri,” ujarnya sambil menahan tangis.

Bencana ini kembali menyoroti pentingnya mitigasi risiko bencana di daerah-daerah rawan longsor. Pemerintah dan pihak terkait didesak untuk meningkatkan program pengawasan lingkungan, seperti penanaman pohon di area kritis, serta pembangunan infrastruktur penahan longsor yang lebih kokoh. Selain itu, edukasi kepada masyarakat tentang tanda-tanda awal bencana dan langkah penyelamatan juga dianggap perlu untuk meminimalkan korban di masa depan.

Tanah longsor di Berastagi menjadi peringatan bahwa dampak perubahan iklim semakin nyata. Curah hujan yang ekstrem dan degradasi lingkungan menjadi tantangan besar yang harus dihadapi bersama. Untuk itu, sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan para ahli sangat dibutuhkan untuk menciptakan sistem yang lebih tangguh dalam menghadapi bencana alam.

Tragedi ini meninggalkan duka mendalam bagi para korban dan keluarga mereka. Seluruh warga diimbau tetap waspada terhadap potensi bencana susulan, mengingat kondisi cuaca yang masih tidak menentu. Sementara itu, doa dan dukungan terus mengalir untuk para korban yang terdampak dalam bencana ini.

Leave a Comment

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *