nanonesia.id – Aksi unjuk rasa yang berujung ricuh di Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar menarik perhatian publik. Insiden ini terjadi setelah protes atas kasus dugaan pelecehan seksual yang mencuat di lingkungan kampus tersebut. Dalam aksi tersebut, polisi mengamankan 32 mahasiswa yang diduga terlibat pembakaran fasilitas kampus.
Demo yang awalnya damai berubah menjadi kacau saat sejumlah mahasiswa melakukan tindakan anarkis. Para demonstran menuntut keadilan atas penanganan kasus pelecehan yang dianggap lambat. Mereka menyuarakan aspirasi agar pihak kampus lebih transparan dan responsif terhadap permasalahan ini.
Namun, aksi tersebut berubah tegang ketika sekelompok mahasiswa membakar beberapa fasilitas di FIB. Api berkobar, menimbulkan kepanikan di lingkungan kampus. Pihak kepolisian yang berada di lokasi segera bertindak untuk meredam situasi dan mencegah kerusakan lebih lanjut.
Kepolisian memastikan tindakan hukum akan dilakukan terhadap pelaku yang terbukti bersalah. Menurut pernyataan resmi, mahasiswa yang diamankan masih dalam tahap pemeriksaan untuk mengidentifikasi peran masing-masing dalam kejadian tersebut. Pihak kampus juga memberikan pernyataan bahwa mereka akan bekerja sama dengan pihak berwajib untuk mengusut tuntas kasus ini.
Tragedi ini memunculkan diskusi tentang cara penanganan isu pelecehan seksual di lingkungan akademik. Banyak pihak mendesak institusi pendidikan untuk membangun sistem pelaporan dan penanganan kasus yang lebih efektif, sehingga insiden serupa dapat dicegah.
Meski demikian, tindakan anarkis tidak dapat dibenarkan. Kerusakan fasilitas kampus akan berdampak negatif pada proses belajar-mengajar, mengganggu mahasiswa lain yang tidak terlibat dalam aksi tersebut.
Kasus ini menjadi pengingat pentingnya dialog terbuka dan penanganan kasus pelecehan yang lebih cepat, sehingga aspirasi mahasiswa dapat disampaikan tanpa kekerasan. Pihak kampus diharapkan segera mengambil langkah konkret untuk memulihkan situasi dan mengembalikan kepercayaan mahasiswa terhadap institusi mereka.