
nanonesia.id – Seiring dengan rencana penyelesaian integrasi sistem transportasi publik di Jakarta pada April 2025, perhatian kini tertuju pada nasib Stasiun Karet. Stasiun yang selama ini menjadi titik penting bagi penumpang Kereta Rel Listrik (KRL) tersebut diperkirakan akan mengalami perubahan peran. Pertanyaan besar yang muncul adalah apakah stasiun ini akan tetap digunakan untuk naik-turun penumpang setelah integrasi moda transportasi selesai ataukah akan dialihkan fungsinya.
Proyek Integrasi Moda Transportasi di Jakarta
Integrasi moda transportasi merupakan langkah besar yang digagas oleh pemerintah untuk menciptakan sistem transportasi yang lebih efisien dan terhubung di Jakarta. Proyek ini bertujuan untuk memudahkan perpindahan antar moda transportasi, seperti KRL, MRT, LRT, dan bus TransJakarta. Dengan berakhirnya tahap integrasi pada April 2025, seluruh sistem transportasi di Jakarta diharapkan dapat berjalan lebih lancar, mengurangi kemacetan, dan meningkatkan kenyamanan pengguna.
Namun, perubahan yang terjadi sebagai dampak dari integrasi ini berpotensi mempengaruhi beberapa stasiun, termasuk Stasiun Karet. Stasiun yang terletak di area pusat bisnis Jakarta ini selama ini menjadi salah satu pilihan utama bagi penumpang yang hendak menuju kawasan Sudirman dan Kuningan.
Stasiun Karet Pasca-Integrasi: Tetap atau Berubah?
Setelah integrasi selesai, Stasiun Karet kemungkinan akan terhubung dengan moda transportasi lain, seperti MRT. Hal ini berpotensi mengubah fungsi stasiun ini, yang mungkin hanya menjadi stasiun transit untuk perpindahan antar moda transportasi, bukan lagi sebagai stasiun utama untuk naik-turun penumpang KRL.
Meski demikian, keputusan apakah Stasiun Karet akan tetap digunakan untuk KRL atau hanya untuk transit masih dalam tahap pertimbangan. Beberapa opsi yang muncul mencakup kemungkinan penyesuaian kapasitas stasiun atau bahkan pemindahan fungsi stasiun jika perlu untuk menyesuaikan dengan kebutuhan pengguna transportasi di masa depan.
Peningkatan Infrastruktur Stasiun
Salah satu faktor yang perlu diperhatikan adalah penataan ulang infrastruktur stasiun. Jakarta, sebagai kota dengan tingkat kepadatan yang tinggi, membutuhkan stasiun-stasiun yang mampu menampung volume penumpang yang besar. Penataan ulang ini juga harus mencakup fasilitas yang lebih baik untuk kenyamanan pengguna, seperti area tunggu yang luas, eskalator, dan akses yang lebih mudah untuk penyandang disabilitas.
Apabila Stasiun Karet tetap dipertahankan untuk naik-turun penumpang KRL, maka perlu ada perencanaan yang matang agar stasiun ini dapat mengakomodasi lebih banyak penumpang tanpa mengurangi kenyamanan. Salah satu solusinya adalah memperluas kapasitas platform atau menyediakan lebih banyak pintu masuk dan keluar untuk mempercepat proses aliran penumpang.
Transparansi dan Sosialisasi Keputusan kepada Publik
Pihak berwenang diharapkan dapat memberikan informasi yang jelas kepada publik mengenai keputusan akhir terkait keberlanjutan Stasiun Karet setelah integrasi. Hal ini penting agar masyarakat bisa mempersiapkan diri dengan baik dan dapat menyesuaikan kebiasaan mereka dalam menggunakan transportasi publik di Jakarta.
Kesimpulan
Masa depan Stasiun Karet setelah integrasi moda transportasi di Jakarta pada April 2025 masih menyisakan beberapa pertanyaan. Dengan kemungkinan perubahan peran stasiun ini menjadi stasiun transit atau pengalihan fungsinya, pemerintah harus melakukan penataan yang cermat dan mempertimbangkan kebutuhan penumpang. Apapun keputusan yang diambil, transparansi informasi kepada publik menjadi hal yang sangat penting untuk memastikan bahwa pengguna transportasi dapat menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut.