nanonesia.id – Presiden Indonesia, Prabowo Subianto, dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, baru-baru ini memimpin rapat kabinet pertama mereka di Istana Negara. Rapat ini menandai dimulainya masa pemerintahan Kabinet Merah Putih, yang berfokus pada penguatan ekonomi Indonesia melalui sejumlah kebijakan strategis. Dalam kesempatan tersebut, Prabowo menyampaikan arahan mengenai langkah-langkah konkret yang akan diambil oleh kabinetnya dalam menghadapi tantangan ekonomi global dan memperkuat daya saing Indonesia.
Salah satu fokus utama yang ditekankan oleh Presiden Prabowo adalah pengembangan sektor industri melalui hilirisasi. Prabowo menegaskan pentingnya mengolah sumber daya alam Indonesia menjadi produk yang lebih bernilai tambah. Selama ini, Indonesia dikenal sebagai negara eksportir bahan mentah, seperti batu bara, kelapa sawit, dan nikel. Namun, Prabowo menginginkan agar Indonesia tidak lagi bergantung pada ekspor bahan mentah, melainkan dapat mengolahnya menjadi barang setengah jadi atau barang jadi yang memiliki daya saing global.
Menurut Prabowo, hilirisasi dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif. Selain itu, hilirisasi juga dapat mengurangi ketergantungan pada pasar global yang fluktuatif. Dalam rapat tersebut, Prabowo mengajak seluruh menteri untuk mendukung kebijakan hilirisasi ini dan mengimplementasikannya di seluruh daerah yang memiliki potensi sumber daya alam. Hal ini penting agar manfaat dari hilirisasi dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat Indonesia, tidak hanya di kota-kota besar tetapi juga di daerah-daerah yang memiliki potensi bahan baku.
Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka turut memberikan dukungannya terhadap kebijakan yang diusung oleh Presiden Prabowo. Gibran menekankan bahwa hilirisasi tidak hanya membutuhkan kebijakan yang jelas, tetapi juga dukungan dari seluruh pihak, termasuk sektor swasta. Ia menilai bahwa kemitraan antara pemerintah dan dunia usaha akan menjadi kunci sukses dalam mewujudkan hilirisasi yang efektif. Selain itu, Gibran juga menyampaikan bahwa pembangunan infrastruktur yang memadai akan mendukung kelancaran proses hilirisasi, seperti pembangunan pabrik pengolahan dan penguatan jaringan transportasi.
Tidak hanya masalah ekonomi, Prabowo juga mengingatkan pentingnya penguatan sumber daya manusia (SDM) Indonesia. Dalam rapat tersebut, ia menekankan bahwa pendidikan dan pelatihan vokasi akan menjadi kunci untuk mempersiapkan tenaga kerja yang siap menghadapi tantangan industri masa depan. Prabowo mengajak kementerian terkait untuk berkolaborasi dalam memperkuat sistem pendidikan vokasi yang dapat menghasilkan tenaga kerja terampil yang dibutuhkan dalam industri pengolahan.
Kebijakan hilirisasi yang disuarakan oleh Prabowo dan Gibran sejalan dengan upaya pemerintah untuk menciptakan ekonomi yang lebih mandiri dan berkelanjutan. Selain meningkatkan daya saing, hilirisasi juga bertujuan untuk mengurangi ketergantungan Indonesia pada komoditas yang mudah terpengaruh oleh fluktuasi harga global. Oleh karena itu, kebijakan ini diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja yang lebih luas dan mendorong sektor industri dalam negeri untuk tumbuh lebih cepat.
Di sisi lain, Presiden Prabowo juga menekankan bahwa dalam proses hilirisasi, dampak terhadap lingkungan harus selalu diperhatikan. Teknologi yang ramah lingkungan dan kebijakan yang berkelanjutan menjadi salah satu fokus penting dalam pengembangan sektor industri Indonesia. Dengan demikian, pemerintah berharap agar pembangunan ekonomi yang dilakukan tidak hanya menguntungkan dari sisi ekonomi, tetapi juga ramah terhadap lingkungan.
Dengan adanya arahan dari Presiden Prabowo dan dukungan penuh dari Wakil Presiden Gibran, rapat kabinet pertama ini diharapkan menjadi langkah awal yang signifikan dalam mewujudkan Indonesia yang lebih kuat dan mandiri dalam sektor ekonomi.