nanonesia.id – Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), mantan Gubernur DKI Jakarta, memberikan tanggapan terkait sindiran dari Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang menyebutnya sebagai gubernur yang paling banyak melakukan penggusuran selama masa jabatannya. Sindiran tersebut memicu berbagai respons, baik dari masyarakat maupun pejabat terkait. Ahok pun tidak tinggal diam dan memberikan klarifikasi terkait pernyataan yang dinilai menyudutkan dirinya.
Sindiran Ridwan Kamil
Sindiran tersebut muncul saat Ridwan Kamil berbicara mengenai masalah penggusuran dan penataan kota di Indonesia. Dalam sebuah kesempatan, Ridwan Kamil menyatakan bahwa penggusuran yang dilakukan oleh beberapa gubernur di masa lalu, termasuk Ahok, dianggap berlebihan. Menurut Ridwan, penggusuran yang dilakukan seharusnya lebih memperhatikan aspek kemanusiaan dan sosial, bukan hanya soal penataan kota.
“Paling banyak yang melakukan penggusuran itu ya Ahok waktu jadi Gubernur DKI Jakarta,” ujar Ridwan Kamil dalam sebuah wawancara yang menjadi viral. Pernyataan ini langsung mendapat perhatian luas, termasuk dari berbagai media dan masyarakat yang mengikuti perkembangan politik di Indonesia.
Tanggapan Ahok
Ahok yang kini aktif dalam dunia politik setelah masa jabatannya sebagai Gubernur DKI Jakarta memberikan respons tegas atas sindiran tersebut. Dalam sebuah wawancara, Ahok menjelaskan bahwa penggusuran yang dilakukan di Jakarta pada masa pemerintahannya bukanlah semata-mata untuk menata kota, tetapi lebih kepada upaya untuk memberikan ruang yang lebih layak bagi warga yang tinggal di kawasan kumuh.
Menurut Ahok, penggusuran yang dilakukan di Jakarta adalah bagian dari program penataan kota yang telah direncanakan sebelumnya. Ahok juga menegaskan bahwa penggusuran tersebut dilakukan dengan kompensasi yang sesuai dan dengan pendekatan yang sudah seharusnya diterapkan di kawasan kumuh.
“Yang saya lakukan itu adalah menata kota Jakarta agar lebih baik. Kami juga memberikan ganti rugi yang layak dan mencari tempat tinggal pengganti bagi warga yang terdampak penggusuran,” ujar Ahok. Ia juga menambahkan bahwa proses penggusuran yang dilakukan melalui tahapan yang jelas dan sesuai dengan prosedur hukum.
Kontroversi Penggusuran di Jakarta
Penggusuran yang dilakukan oleh Ahok memang menjadi salah satu topik yang kontroversial selama masa kepemimpinannya. Banyak kalangan yang mendukung program penataan kota tersebut, namun tidak sedikit pula yang mengkritik metode penggusuran yang dianggap kurang memperhatikan nasib warga yang terdampak. Di sisi lain, sejumlah warga yang terdampak merasa bahwa mereka tidak mendapat kompensasi yang cukup atau penggantian tempat tinggal yang layak.
Meskipun begitu, Ahok berpendapat bahwa kebijakan penggusuran tersebut adalah bagian dari upaya untuk menjadikan Jakarta lebih tertata dan layak huni. Salah satu contoh yang diungkapkan Ahok adalah penggusuran kawasan bantaran sungai yang memang selama ini rawan banjir dan bencana. Menurutnya, penataan tersebut adalah langkah yang harus dilakukan untuk mengurangi risiko bencana alam dan menciptakan lingkungan yang lebih aman bagi warga Jakarta.
Pandangan Ridwan Kamil
Ridwan Kamil yang dikenal dengan gaya kepemimpinan yang humanis, dalam beberapa kesempatan juga menegaskan bahwa ia lebih memilih pendekatan yang lebih hati-hati dalam masalah penggusuran. Ia berpendapat bahwa penataan kota harus tetap memperhatikan kesejahteraan masyarakat dan mengutamakan solusi yang lebih berkelanjutan.
“Penggusuran harus dilakukan dengan lebih bijaksana, karena kita tidak bisa hanya melihat dari sisi fisik dan estetika kota. Warga juga perlu diberi solusi untuk kehidupan yang lebih baik,” kata Ridwan Kamil.
Penutup
Meski terkesan saling sindir antara Ridwan Kamil dan Ahok, keduanya memiliki pandangan yang berbeda mengenai penggusuran dan penataan kota. Sementara Ahok menekankan pentingnya penataan kota demi keselamatan dan ketertiban, Ridwan Kamil lebih mengutamakan kesejahteraan sosial dalam setiap kebijakan yang diambil. Kedua pemimpin ini tentu memiliki cara dan pendekatan yang berbeda dalam mengelola wilayah mereka, namun keduanya tetap memiliki tujuan yang sama, yakni menciptakan kota yang lebih baik bagi warganya.