nanonesia.id – Kota Blitar kembali menunjukkan komitmennya dalam melestarikan budaya lokal dengan menggelar Festival Seni Tari Tradisional 2024. Acara yang berlangsung pada 18 hingga 20 November di Alun-Alun Blitar ini mengusung tema “Pesona Tari Nusantara”, menampilkan berbagai tarian tradisional dari Jawa Timur dan daerah lainnya di Indonesia.
Festival ini tidak hanya menjadi ajang pelestarian seni tari, tetapi juga bagian dari strategi Pemerintah Kota Blitar untuk mempromosikan wisata budaya kepada wisatawan domestik maupun mancanegara. Dengan melibatkan ratusan penari, acara ini berhasil menarik perhatian ribuan pengunjung sejak hari pertama.
1. Keunikan Festival Seni Tari Tradisional
Festival Seni Tari Tradisional 2024 menampilkan lebih dari 20 kelompok seni tari yang membawakan tarian khas Nusantara. Beberapa tarian unggulan yang ditampilkan dalam festival ini meliputi:
a. Tari Jaranan Sentherewe
Tarian khas Blitar ini menjadi pembuka festival, menampilkan gerakan energik yang dipadukan dengan musik gamelan khas Jawa Timur. Tari Jaranan Sentherewe menggambarkan semangat masyarakat Blitar dalam menjaga budaya tradisional.
b. Tari Remo
Sebagai tarian penyambutan dari Jawa Timur, Tari Remo menjadi simbol keramahan dan kebanggaan masyarakat Jawa Timur. Penampilan ini memukau pengunjung dengan kostum penuh warna dan gerakan dinamis.
c. Kolaborasi Tarian Nusantara
Festival ini juga menghadirkan kolaborasi unik dari tarian daerah lain, seperti Tari Piring dari Sumatera Barat, Tari Cendrawasih dari Bali, hingga Tari Saman dari Aceh. Kolaborasi ini menampilkan keindahan keberagaman budaya Indonesia.
2. Aktivitas Pendukung untuk Wisatawan
Selain pertunjukan tari, festival ini juga menyediakan berbagai aktivitas pendukung untuk memperkaya pengalaman wisatawan, seperti:
a. Workshop Tari Tradisional
Pengunjung memiliki kesempatan untuk belajar langsung gerakan dasar tarian tradisional dari para seniman. Workshop ini diadakan setiap pagi selama festival berlangsung.
b. Pasar Seni dan Kuliner Tradisional
Festival ini dilengkapi dengan pasar seni yang menjual berbagai kerajinan lokal, seperti batik tulis Blitar dan anyaman bambu. Selain itu, pengunjung juga dapat menikmati kuliner khas Blitar, seperti pecel, gethuk, dan es pleret.
c. Pameran Sejarah dan Budaya
Pameran ini menampilkan dokumentasi sejarah seni tari di Blitar, lengkap dengan kostum tradisional dan alat musik khas yang digunakan dalam berbagai pertunjukan tari.
3. Dampak Positif bagi Wisata Budaya Blitar
Festival Seni Tari Tradisional tidak hanya menjadi ajang hiburan, tetapi juga membawa dampak positif bagi pariwisata dan perekonomian lokal. Beberapa dampak yang diharapkan meliputi:
a. Peningkatan Jumlah Wisatawan
Dengan memanfaatkan festival sebagai daya tarik utama, Kota Blitar menargetkan peningkatan jumlah wisatawan hingga 20% selama akhir tahun 2024.
b. Pelestarian Budaya
Melalui festival ini, generasi muda diajak untuk mengenal dan melestarikan seni tari tradisional, memastikan budaya lokal tetap hidup di tengah modernisasi.
c. Peningkatan Ekonomi Kreatif
Festival ini memberikan peluang bagi pelaku usaha lokal, seperti pengrajin, pedagang makanan, dan pelaku seni, untuk memasarkan produk mereka kepada wisatawan.
4. Dukungan dan Harapan Pemerintah
Pemerintah Kota Blitar memberikan dukungan penuh terhadap penyelenggaraan festival ini sebagai bagian dari strategi promosi wisata budaya. Wali Kota Blitar, dalam pidato pembukaan, menyatakan bahwa festival ini adalah wujud komitmen pemerintah untuk melestarikan budaya lokal sekaligus memperkenalkan Blitar kepada dunia.
“Kami percaya bahwa seni tari tradisional adalah bagian penting dari identitas budaya Blitar. Melalui festival ini, kami ingin mengundang wisatawan untuk datang dan merasakan keindahan seni dan budaya kami,” ujarnya.
Ke depan, pemerintah berencana menjadikan Festival Seni Tari Tradisional sebagai agenda tahunan untuk menarik lebih banyak wisatawan dan memperkuat posisi Blitar sebagai destinasi wisata budaya unggulan di Indonesia.
5. Antusiasme Pengunjung dan Pelaku Seni
Festival ini mendapat sambutan hangat dari masyarakat dan pelaku seni. Pengunjung tidak hanya terhibur oleh penampilan yang memukau, tetapi juga merasa bangga dengan kekayaan budaya Indonesia.
“Saya sangat terkesan dengan pertunjukan tarian di festival ini. Rasanya seperti menyaksikan Indonesia dalam satu panggung,” kata Dewi, seorang wisatawan asal Surabaya.
Para seniman yang berpartisipasi juga merasa festival ini menjadi momen penting untuk menampilkan karya mereka. “Festival ini adalah wadah bagi kami untuk terus melestarikan dan memperkenalkan seni tari tradisional kepada generasi muda,” ujar Raka, salah satu penari Jaranan Sentherewe.
Kesimpulan
Festival Seni Tari Tradisional di Blitar adalah bukti nyata bahwa seni dan budaya memiliki peran besar dalam mempromosikan pariwisata. Dengan mengusung keberagaman budaya dan keunikan seni tari tradisional, festival ini tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga media pelestarian warisan budaya yang kaya.
Keberhasilan festival ini menunjukkan potensi besar Blitar sebagai destinasi wisata budaya di Indonesia. Dengan dukungan yang berkelanjutan, Festival Seni Tari Tradisional diharapkan dapat menjadi ikon baru dalam dunia pariwisata nasional, menarik lebih banyak wisatawan untuk mengenal dan mencintai budaya Indonesia.